1.
تَعَلَّمُوْاالْعِلْمَ
، فّإِنَّ
تَعَلُّمُهُ
قُرْبَةٌ
إِلَى
اللَّهِ
عَزَّ وَجَلَّ
،
وَتَعْلِيْمَهُ
لِمَن ْ لاَ
يَعْلَمُهُ
صَدَقَةٌ ،
وَإِنَّ
الْعِلْمَ
لَيَنْزِلُ
بِصَاحِبِهِ
فِى مَوْضِعِ
الشَّرَفِ
وَالرِّفْعَةِ
، وَالْعِلْمُ
زَيْنٌ
لِأَهْلِهِ
فِى الدُّنْيَا
وَالأَخِرَةِ
. (الربيع)
“Tuntutlah
ilmu,sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza
wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah
sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan
terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di
dunia dan di akhirat.” (HR. Ar-Rabii’)
2.
يَا
أَبَاذَرٍّ ،
لَأَنْ
تَغْدَوْا
فَتُعَلِّمَ
اَيَةً مِنْ
كِتَابِ
اللَّهِ
خَيْرٌ لَّكَ
مِنْ اَنْ
تُصَلِّيَ
مِائَةَ
رَكْعَةٍ ، وَلَأَنْ
تَغْدُوْا
فَتُعَلِّمَ
بَابًا مِنَ
الْعِلْمِ
عُمِلَ بِهِ
اَوْ لَمْ
يُعْمَلْ ،
خَيْرٌ مِنْ
اَنْ
تُصَلِّيَ
أَلْفَ رَكْعَةٍ
. (ابن ماجة)
“Wahai
Aba Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah telah baik bagimu dari
pada shalat (sunnah) seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu
pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik dari pada shalat
seribu rakaat.” (HR. Ibn Majah)
3.
تَعَلَّمُوْا
الْعِلْمَ
وَتَعَلَّمُوْا
لِلْعِلْمِ
السَّكِيْنَةَ
وِالْوَقَارَ
وَتَوَاضَعُوْا
لِمَنْ تَعَلَّمُوْنَ
مِنْهُ .
(الطبرانى)
“Tuntutlah
ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan
bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu.” (HR. Al-Thabrani)
4.
لاَ
تَعَلَّمَوْ
ا الْعِلْمَ
لِتُبَاهُوْا
بِهِ
الْعُلَمَاءَ
، وَلاَ
لِتُمَارُوْا
بِهِ
السُّفَهَاءَ
وَلاَ تَجْتَرِثُوْابِهِ
فِى
الْمَجَالِسِ
اَوْ لِتَصْرِفُوْا
وُجُوْهَ
النَّاسِ
إِلَيْكُمْ ،
فَمَنْ
فَعَلَ
ذَالِكَ
فَالنَّارَ فَالنَّارَ
. (الترمذى
وابن ماجة)
“Janganlah
kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk
diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula
menuntut ilmu untuk penampilan dalam mejelis (pertemuan atau rapat) dan untuk
menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya
neraka…neraka. (HR. Al-Tirmidzi dan Ibn Majah)
5.
مَنْ سَلَكَ
طَرِيْقًا
يَلْتَمِسُ
فِيْهِ عِلْمًا
، سَهَّلَ
اللَّهُ بِهِ
طِرِيْقًا إِلَى
الْجَنَّةِ .
(أبو داود)
“Barangsiapa
merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surge.”
(HR. Muslim)
6.
مُجَالَسَةُ
الْعُلَمَاءِ
عِبَادَةٌ .
(الديلمى )
“Duduk
bersama para Ulama adalah ibadah.” (HR. Al-Dailami)
7.
إِذَا
مَرَرْتُمْ
بِرِيَاضِ
الْجَنَّةِ فَارْتَعُوْا
، قَالُوْا :
يَارَسُوْلَ
اللَّهِ ،
وَمَا
رِيَاضُ الْجَنَّةِ
؟ قَالَ :
مَجَالِسُ
الْعِلْمِ .
(الطبرانى)
“Apabila
kamu melewati taman-taman surge, minumlah hingga puas. Para sahabat
bertanya,”Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman surga itu?” Nabi SAW
menjawab,”majelis-majelis ta’lim.” (HR. Al-Thabrani)
8.
مَنْ سُئِلَ
عَنْ عِلْمٍ
فَكَتَمَهُ
جَاءَ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ
مُلْجَمًا
بِلِجَامٍ
مِنْ نَارٍ .
(أبو داود)
“Barangsiapa
ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan dating pada hari
kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka.” (HR. Abu Dawud)
9.
اَلْعَالِمُ
إِذَا
أَرَادَ
بِعِلْمِهِ
وَجْهَ
اللَّهِ
تَعَالَى
هَابَهُ
كَلُّ شَيْئٍ
، وَاِذَا
اَرَادَ أَنْ
يَكْنِزَ
بِهِ الْكُنُوْزَ
هَابَ مِنْ
كُلِّ شَيْئٍ
. (الديلمى)
“Seorang
alim apabila menghendaki dengan ilmunya keridhoan Allah maka ia akan ditakuti
oleh segalanya, dan jika dia bermaksud untuk menumpuk harta maka dia akan takut
dari segala sesuatu.” (HR. Al-Dailami)
10
. إِنِّى
أَخَافُ
عَلَى
اُمَّتِيْ
أَعْمَالاً
ثَلاَثَةً :
زَلَّةُ عَالِمٍ
، وَحُكْمُ
جَائِرٍ ،
وَهَوًى
مُتَّبَعٌ . (
الشهاب)
“Yang
aku takuti terhadap umatku ada tiga perbuatan, yaitu kesalahan seorang ulama,
hokum yang zalim, dan hawa nafsu yang diperturutkan.” (as-Syihaab)
11
. إِنَّ مِنْ
أَشَدِّ
النَّاسِ
عَذَابًا يَوْمَ
القِيَامَةِ
عَالِمٌ لَمْ
يَنْفَعْهُ
اللَّهُ
بِعِلْمِهِ . (
البيهقي )
“Orang
yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah
menjadikan ilmunya tidak bermanfaat.” (al-Baihaqy)
12.
إِذَا
رَأَيْتَ
الْعَالِمَ
يُخَالِطُ
السُلْطَانَ
مُخَالَطَةً
كَثِيْرَةً ،
فَاعْلَمْ بِأَنَّهُ
لِصٌّ . (
الديلمى )
“Apabila
kamu melihat seorang ulama bergaul erat dengan penguasa maka ketauhilah bahwa
dia adalah pencuri.” (al-Daylami)
13.
اَلْعَالِمُ
بِغَيْرِ
عَمَلٍ
كَالْمِصْبَاحِ
يَحْرِقُ
نَفْسَهُ . (
الديلمى )
“Seorang
ulama yang tanpa amalan seperti lampu membakar dirinya sendiri (berarti amal
perbuatan harus sesuai dengan ajaran-ajarannya) (al-Daylami)
14.
إِنَّ مِنْ
إِجْلاَلِ
اللَّهِ ،
إِكْرِامَ
الْعِلْمِ وَ
الْعُلَمَاءِ
، وَذِى
الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ
،
وَإِكْرَامَ
حَمَلَةَ
الْقُرْاَنِ
وَ أَهْلِهِ ،
وَ إِكْرَامَ
السُّلْطَانِ
الْمُقْسِطِ .
( ابوداود
والطوسى )
“Termasuk
mengagungkan Allah ialah mengormati (memuliakan) ilmu, para ulama, orang tua
yang muslim dan para pengemban Al-Qur’an dan ahlinya, serta penguasa yang adil
(Abu Dawud, dan al-Thusiy)
15.
اِنَّ
اللَّهَ
لاَيَقْبِضُ
الْعِلْمَ
اَنْتِزَاعًا
يَنْتَزْعُهُ
مِنَ
النَّاسِ ، وَلَكِنْ
يَقْبِضُ
الْعِلْمَ
بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ
، حَتَّى
اِذَا لَمْ
يَتْرُكْ عَالِمًا
، اِتَّخَذَ
النَّاسُ
رُؤَسَاءَ
جُهَّالاً ،
فَسُئِلُوْا
فَأَفْتَوْ بِغَيْرِ
عِلْمٍ ،
فَضَلُّوْا
وَ اَضَلُّوْا
. ( متفق عليه )
“Sesungguhnya
Allah tidak menahan ilmu dari manusia dengan cara merenggut tetapi dengan
mewafatkan para ulama sehingga tidak tersisa seorang alim. Dengan demikian
orang-orang mengangkat pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia diberi
fatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan (Bukhari , Muslim)
16.
قَلِيْلُ
الْعِلْمِ
خَيْرٌ مِنْ
كَثِيْرِ الْعِبَادَةِ
، وَكَفَى
بِالْمَرْءِ
فِقْهًا
إِذَا عَبَدَ
اللَّهَ
وَكَفَى
بِالْمَرْءِ
جَهْلاً
إِذَا
أُعْجِبَ
بِرَأْيِهِ . (
الطبرانى )
“Sedikit
ilmu itu lebih baik dari banyak ibadah, cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya
jika dia mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila seorang
merasa bangga (ujub) dengan pendapatnya sendiri.” (Al-Thabraniy)
17.تَجَاوَزُوْا
عَنْ ذَنْبِ
السَّخِيِّ
وَزَلَّةِ
الْعَالِمِ
وَسَطْوَةِ
السُّلْطَانِ
الْعَادِلِ ،
فَإِنَّ
اللَّهَ
تَعَالَى
اَخِذٌ
بِيَدِهِمْ
كُلَّمَا
عَثَرَعَاشِرٌ
مِنْهُمْ . (
البخارى )
“Maafkanlah
dosa orang yang murah hati, kekeliruan seorang ulama dan tindakan seorang
penguasa yang adil. Sesungguhnya Allah Ta’ala membimbing mereka apabila ada
yang tergelincir.” (Bukhari)
18.
تَنَاصَحُوْا
فِى
الْعِلْمِ ،
وَلاَ يَكْتُمْ
بَعْضُكُمْ بَعْضُا
، فَإِنَّ
خِيَانَةً
فِى
الْعِلْمِ أَشَدُّ
مِنْ
خِيَانَةٍ
فِى الْمَالِ
. ( ابو نعيم )
“Saling
berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiannya. Sesungguhnya
berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya dari pada berkhianat
dalam harta.” (Abu Nu’ai)
Tuntutlah Ilmu dari hirup nafas perdana hingga penghirupan nafas terakhir!
Seimbangi ilmu dunia dan akhirat!
0 Response to "Kumpulan Hadist Tentang Menuntut Ilmu"
Post a Comment